Masyarakat Ingin Divaksin Covid-19 Perhatikan Beberapa Pertimbangan Berikut

- 23 Januari 2021, 13:08 WIB
: Ilustrasi vaksin ibu hamil.
: Ilustrasi vaksin ibu hamil. /ANTARA/Jojon

Baca Juga: China Temukan Klaster Pertama Kasus COVID-19 di Kalangan Pekerja Pabrik Pengolahan Daging

Orang dengan demam di atas 37,5 derajat Celcius juga sebaiknya menunda vaksinasi. Penundaan vaksin dilakukan untuk memberikan kesempatan daya tahan tubuh melawan infeksi (demam penanda tubuh mengalami infeksi dan berusaha melawan infeksi itu).

Dokter biasanya akan menunda memberikan vaksin pada mereka dengan kondisi asma dan PPOK yang kumat, demam tinggi dan TBC belum diobati.

"Apakah sedang alami kondisi salah satunya TBC yang aktif belum diobati. Asma, PPOK boleh divaksin asal dalam kondisinya tidak kumat, terkontrol dengan obat-obatannya," tutur Sylvia.

Pakar kesehatan spesialis jantung dan pembuluh darah yang banyak berbicara mengenai Covid-19, Vito A. Damay mengatakan, orang dengan masalah jantung seperti gagal jantung dan lemah jantung juga sebaiknya tidak dulu diberikan vaksin.

"Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) sudah mengeluarkan pernyataan kalau ada gagal jantung, lemah jantung kalau stabil 2-3 bulan terakhir sebenarnya layak divaksin. Tetapi sekarang ini ada pengaturan pemberian vaksin. Sejauh ini untuk mereka dengan kelainan khusus sebaiknya jangan dulu (divaksin)," kata dia.

Baca Juga: Hungaria Resmi Beli Vaksin COVID-19 Buatan Rusia

Baca Juga: Akhirnya, Polisi Tetapkan dan Tahan Dua Tersangka Pelaku Penganiayaan Wartawan di Flores

Dia meminta orang dengan kondisi khusus ini jujur pada dokter mereka demi keamanan. Walau secara teori sebenarnya vaksin Covid-19 tidak menyebabkan gangguan pada sistem tubuh, namun sejauh ini belum ada petunjuk teknis pemberian vaksin pada mereka yang memiliki kondisi khusus.

"Untuk penyakit jantung bawaan petunjuk teknis belum diberikan. Jadi orang dengan diabetes, perlu penilaian. Secara teori vaksin tidak menyebabkan gangguan sistem tubuh kita, tidak bikin sakit Covid-19, harusnya aman. Tentu semua ingin seaman mungkin. Jadi kalau ada kelainan khusus diabetes, hipertensi, gagal jantung biarkan evaluasi individu, orang per orang," tutur dia.

Halaman:

Editor: Liston

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah