Media kenamaan asal AS tersebut juga sepakat bahwa penggunaan amunisi berbahaya adalah pelanggaran. Terutama protokol nasional dan pedoman keamanan internasional untuk pertandingan bola.
Setelah terjadinya tembakan gas air mata, ditemukan fakta bahwa banyak penonton yang terinjak-injak sampai tewas. Ada pula yang tertimpa tembok dan gerbang besi karena beberapa pintu keluar ditutup.
Kesalahan protokol keamanan pertandingan tersebut juga dipertanyakan oleh Washington Post. Mereka meminta Mabes Polri memberikan keterangan dari pertanyaan yang berulang kali dilontarkan oleh Washington Post.
Baca Juga: Bak Di Telan Bumi, Kakek 100 Tahun Hilang Secara Misterius Di Bandung Tinggalkan Sepasang Sandal
Diketahui, investigasi ini dilakukan berdasarkan hasil pengujian atau analisis dari 100 lebih video maupun foto. Ditambah wawancara 11 saksi mata dan analisis oleh pakar pengendalian massa dan aktivis HAM.
Hasilnya mengungkapkan bagaimana polisi menggunakan gas air mata untuk merespons ratusan penonton yang memasuki lapangan menyebabkan gelombang besar massa di ujung selatan stadion Kanjuruhan, di mana para saksi mengatakan sebagian besar kematian terjadi di sana.***