Baca Juga: Tiket Gratis Akhir Tahun Masuk Taman Safari, Simak Faktanya
Menurut Menag, agama selalu lahir dalam misi mulia, yaitu perdamaian dan keselamatan. Namun, seiring perkembangan zaman dan kompleksitas kehidupan manusia, teks-teks penafsiran terhadap agama mengalami multi tafsir, menyesuaikan dengan kondisi geo-sosio-budaya masyarakatnya.
“Sebagian pemeluk agama ada sebagian tidak lagi berpegang teguh pada esensi dan hakikat ajaran agamanya, melainkan bersikap fanatik pada tafsir kebenaran versi yang disukai, dan terkadang yang sesuai dengan kepentingan ekonomi dan politik, hingga memunculkan konflik yang tidak terhindari,” papar Menag.
“Hal-hal semacam itu tidak saja terjadi di Indonesia, tapi juga di berbagai belahan dunia,” tambah Menag.
Baca Juga: Spanyol Masuk Kedalam Gelombang Kedua Berbahaya Covid-19
Baca Juga: Balai Besar KSDA Jawa Timur Merelase 7 ekor Satwa Liar Lutung Jawa
Sebelumnya, Kakanwil Kemenag Provinsi NTT Sarman Marselinus menyampaikan terima kasih atas kehadiran Menteri Agama Fachrul Razi, Dirjen Bimas Kristen Thomas Pentury, Plt Dirjen PHU Oman Fathurahman dan rombongan di Nusa Tenggara Timur.
“Semoga Rahmat Tuhan selalu merahmati kita untuk senantiasa memberi kemaslahatan bagi umat,” kata Sarman.
Kakanwil Kemenag Provinsi NTT juga menyampaikan rasa syukur atas segala usaha kerja keras yang dilakukan semua tokoh agama yang membawa manfaat bagi semua khususnya bagi umat NTT.
“Semoga perjumpaan dan pertemuan ini memberi semangat bagi umat Buddha di NTT untuk membangun Vihara Pubbaratana Kupang yang proses pembangunannya masih berlangsung.