Network
EDITORNEWS.ID - Wajib militer Korea Selatan selama 18 bulan telah lama mencakup ketentuan bagi atlet dan musisi untuk menerima pengecualian berdasarkan prestasi mereka.
Namun, berakhirnya Asian Games 2022 di Hangzhou baru-baru ini telah memicu diskusi mendalam mengenai keadilan dan perlunya pengecualian ini.
Selama audit Komite Pertahanan Nasional terhadap Administrasi Tenaga Kerja Militer pada tanggal 13 Oktober, baik partai berkuasa maupun partai oposisi menyarankan evaluasi ulang sistem dinas militer tambahan.
Perkembangan ini muncul sebagai respons atas kekhawatiran tingginya persentase atlet non-servis di tim nasional peserta Asian Games.
Baca Juga: Heboh! Jungkook BTS Ragu Dengan Album Baru?— Inilah Sosok Rahasia Dibalik Keputusan 'Go' !
Perwakilan Lim Byeong Heon dari Partai Kekuatan Rakyat mempertanyakan apakah Asian Games dimanipulasi sebagai sarana untuk mendapatkan tunjangan dinas militer, dengan menunjuk pada kasus-kasus di mana atlet dari tim yang menang menerima pengecualian meskipun mereka tidak berpartisipasi secara pribadi dalam pertandingan tersebut.
Dalam beberapa cabang olahraga, ada kasus di mana atlet yang tidak berpartisipasi dalam satu pertandingan pun meskipun memenangkan tempat pertama dalam tim menerima tunjangan militer, sehingga menimbulkan masalah keadilan.
Kejadian ini harus menjadi kesempatan untuk meninjau secara dekat seluruh sistem dinas militer alternatif, termasuk di bidang seni dan olahraga.
Kekhawatiran ini tidak hanya mencakup bidang olahraga; Hal ini telah mendorong seruan untuk melakukan tinjauan komprehensif terhadap sistem dinas militer tambahan di berbagai kategori, termasuk seni dan olahraga.
Baca Juga: Dimana Kim Garam Sekarang? Status Mantan Anggota LE SSERAFIM Saat Ini Setelah Kontroversi Bullying !
