Utang Produktif VS Utang Konsumtif. Pahami Perbedaan nya

8 Maret 2022, 05:58 WIB
Ilustrasi, utang /

EDITORNEWS.ID - Tidak dapat di pungkiri, utang merupakan satu dari sekian permasalahan keuangan yang di hadapi manusia.

Mengingat kebutuhan hidup manusia yang tidak terbatas, maka tidak semua nya dapat di selesaikan langsung dengan tunai.

Terutama jika dana atau kas yang dimiliki terbatas.

Oleh karena itu, jalur utang sering kali dijadikan pilihan untuk menyelesaikan kebutuhan hidup.

 Baca Juga: Kilang Minyak di Balikpapan Dilahap Si Jago Merah, DAMKAR: Butuh 3 Kali Proses Pemadaman

Sebenarnya tidak ada yang salah jika pada akhirnya, dengan berutang maka beberapa masalah terselesaikan.

Namun manusia terkadang keliru dan menyalah artikan maksud dan tujuan awal berutang.

Utang produktif dan utang konsumtif adalah dua hal yang berbeda, meskipun konteks nya adalah sama - sama berhutang.

Utang produktif adalah utang yang digunakan untuk membeli aset atau barang barang yang dapat mendatangkan pemasukan kembali.

Baca Juga: The Power of ARMY Dengan Kekuatan yang Dimiliki Fans dari BTS Ini Membatu Sosok Ini

Utang konsumtif adalah utang yang digunakan untuk membeli barang - barang yang tidak menghasilkan pemasukan,

justru menyebabkan keharusan untuk mencicil nya dalam periode tertentu hingga lunas.

Beberapa contoh utang produktif yaitu membeli sebuah rumah atau bangunan secara kredit untuk dijadikan tempat tinggal atau tempat usaha, membeli mobil dengan cara kredit untuk disewakan kembali.

Sedangkan beberapa contoh utang konsumtif yaitu menggunakan kartu kredit untuk membeli barang yang diinginkan, membeli handphone baru dengan cara mencicil, dan membeli barang - barang yang diinginkan lainnya secara kredit.

Selain itu, pinjaman online dan kredit tanpa agunan atau KTA juga termasuk ke dalam utang konsumtif.

Baca Juga: Gas Non Subsidi Mengalami Kenaikan, Imbas Pemakaian DME untuk Kebutuhan Rumah Tangga

Beberapa utang konsumtif tersebut lah yang menyebabkan permasalahan keuangan dan mengganggu cashflow bulanan.

Agar kondisi keuangan menjadi lebih sehat, sebaiknya hindari utang konsumtif.

Di lansir dari parapuan.co, berikut adalah tips untuk menghindari utang konsumtif :

1. Menahan diri dari penggunaan kartu kredit hingga paylater yang belakangan ini menjadi tren.

2. Mengidentifikasi utang dengan mengurutkan nya dari yang bunganya paling tinggi, kemudian pinjaman yang jatuh temponya paling lama.

Baca Juga: PPH Makanan dan Minuman Akan Mengalami Kenaikan Menjadi 11 Persen Awal April Mendatang

Hitung berapa jumlah cicilan setiap bulan dan usahakan tidak mengganggu arus kas rutin.

Total jumlah cicilan utang sebaiknya tidak melebihi 30 persen penghasilan bersih setiap bulan.

Jika jumlah utang ternyata melebihi 30 persen penghasilan bersih, sebaiknya segera melunasi utang dengan bunga yang tinggi terlebih dulu, dapat dengan cara menjual sejumlah aset untuk melunasinya, dan mengusahakan untuk tidak berutang kembali.

3. Evaluasi jumlah kepemilikan kartu kredit. Sebaiknya, menutup kartu kredit yang memiliki tingkat bunga paling tinggi dan iuran tahunan yang paling besar.

Menyisakan kartu kredit yang memberi paling banyak keuntungan atau menutup nya jika tidak diperlukan lagi.

4. Mulai membiasakan menabung dan hanya memfokuskan diri pada utang produktif saja jika memang di perlukan.

Sebelum mengajukan utang, sebaiknya memikirkan terlebih dulu manfaat yang didapatkan dari barang atau jasa sebelum membelinya.

Satu hal yang juga tidak dapat dilewatkan adalah dengan melihat apakah barang yang akan dibeli tersebut tertulis dalam anggaran bulanan, dan sudah diperhitungkan pembayaran cicilannya kelak di kemudian hari.***

Editor: Aditya Ramadhan

Tags

Terkini

Terpopuler