EDITORNEWS.ID - Harus berpindah-pindah mengikuti sang majikan menjadi pengalaman kurang mengenakkan bagi Dian Aristya saat menjadi pekerja migran di Taiwan.
Melalui kanal YouTube-nya @Aristyaa Diian, perempuan cantik asal Jawa Timur itu membagikan pengalamannya saat menjadi pekerja migran.
Dian menceritakan menjadi pekerja migran bukan hal yang mudah, apalagi bagi seorang perempuan.
Saat bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) di Taiwan, Dian mengaku pernah tiga kali dioper oleh majikannya. Akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke tempat kerja yang lain.
Baca Juga: Banyak Kasus Perceraian jadi Alasan Erie Suzan Takut Menikah
Dalam postingan video yang dilihat Editornews.id, Senin 21 Agustus 2023, Dian mengawalinya dengan aktivitas sebagai ATR di Taiwan, yakni dengan merawat lansia, mencuci dan menjemur pakaian, serta kegiatan dapur lainnya.
Dian mengungkapkan pengalamanya pahitannya menjadi ART untuk manjikan yang sebelumnya. Ia harus mengasuh dan menjaga nenek lansia yang berusia 99 tahun.
Perempuan cantik ini menyebutkan selain meggasuh lansia, ia juga memilki tiga majikan sekaligus dalam satu waktu yang bersamaan.
"Majikan saya dulu itu tiga, saya jaga nenek umur 99 tahun. Jadi saya itu bukan pertama kalinya jaga lansia yang umurnya hampir 100 tahun lebih," sebut Dian.
Dijelaskan Dian, ketiga majikannya merupakan anak dari nenek yang ia urus, dan ketiganya tinggal di rumah yang berbeda. Adapun sang nenek tidak memilki rumah sendiri, jadi harus tinggal berpindah-pindah ke rumah anak-anaknya itu.
Disebutkan Dian, setiap bulan ia harus berpindah mengikuti sang majikan yang merupakan anak dari nenek yang berusia 99 tahun itu.
"Saya jaga nenek, dia tidak punya rumah jadi tinggalnya itu digilir di tiga rumah anaknya itu. Setiap bulannya berpindah pindah," ungkapnya.
Selain menjaga si nenek, Dian mengungkapkan jika ia juga harus melakukan pekejaan lain seperti membersihkan rumah, memasak, dan kegiatan lainnya.
Ia menyebutkan jika rumah anak-anak dari nenek yang diasuhnya sangat besar dengan empat laintai, sehingga sangat melelahkan bagi dirinya.
"Rumahnya itu semua empat lantai. Bayangkan kalian, saya tu jaga nenek dan terus bersih bersih tiga rumah dengan empat lantainya gitu," paparnya.
Hal itu ia alami saat bekerja menjadi pekerja migran di Nontoy, Taiwan bagian tengah yang merupakan salah satu daerah agraris yang cukup jauh dari kota.
Dian menjelaskan jika di kawasan itu rumah warganya rata-rata tergolong besar hak itu mungkin karena berada di kawasan pedesaan.
Setelah tiga tahun tinggal dan bekerja di tempat nenek yang berusia 99 tahun itu, Dian akhirnya dirinya memutuskan pindah kerja dari tempat itu.
Kepindahannya itu juga dikarenakan sudah habis masa kontraknya sehingga ia harus pindah ke majikan baru dan tidak memperpanjang kontraknya.
"Saya pindah, karena yang pertama alasannya capek pindah pindah terus," ucapnya.
"Saya pindah itu selesai kontrak ya, jadi saya bukan putus kontrak, sudah tiga tahun," tambahnya.
Menjadi pekerja migran di Taiwan itu harus kontrak selama kurun wakut tiga tahun. Nanti setelah tiga tahun bisa memutuskan untuk lanjut atau pindah majikan.
Perempuan asal Jawa Timur itu mengungkapkan jika majikan lamanya sangat baik dan perhatian bahkan kebutuhannya juga dipenuhi dengan baik.
Ia mencontohkan dirinya tidak diperbolehkan mengeluarkan uang untuk biaya makan.
"Majikan itu baiknya masya Allah baik sekali jadi mereka tidak membiarkan saya mengeluarkan untuk biaya nakan. Jadi segala kebutuhan saya ART nya dipenuhi," pungkasnya.***