Deddy Corbuzier Prihatin Kurangnya Film Kartun, Ketua KPI Mengatakan Upin Ipin itu Propaganda

- 11 September 2021, 10:31 WIB
Film kartun Upin dan Ipin
Film kartun Upin dan Ipin /

EDITORNEWS - Deddy Corbuzier curhat kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), prihatin dengan minimnya film kartun di tayangan TV nasional, apalagi kartun lokal.

Perihal itu disampaikan Deddy Corbuzier saat bincang dengan Agung Suprio, ketua KPI, di podcast, 9 September 2021.

"Banyak orang yang menanyakan ini, kurangnya film kartun anak di TV," ujar Deddy Corbuzier.

"Apakah KPI bisa meminta TV untuk memperbanyak film kartun untuk anak karena banyak pertanyaan tentang itu dari orang," kata Deddy.

Baca Juga: Update Perkembangan Covid-19 Sampai 10 September 2021

Acara TV banyak diisi dengan sinetron, film anak terutama film kartun sangat minim sekali di acara TV nasional.

"Kembalikan film kartun untuk anak-anak kenapa isinya sinetron doang," ujar Deddy

Ketua KPI, Agung Suprio mengungkapkan bahwa dia pernah mengajak TV untuk berdiskusi tentang hal tersebut

"Ya, saya pernah berdiskusi dengan stasiun TV, menanyakan kenapa kok TV jarang menayangkan kartun Indonesia," ujar Agung.

Baca Juga: Megawati Soekarnoputri Hadiri Acara Pembukaan PDIP Sekaligus Bantah Isu Dirinya Kritis

Kebanyakan film kartun yang sekarang adalah kartun buatan luar yang disulih suarakan ke bahasa Indonesia.

"Stasiun bilang kalau dia produksi kartun sendiri itu biaya mahal banget, padahal orang yang bisa buat kartun di Indonesia gak kalah jago, banyak banget," ujar Ketua KPI ini.

Agung menjawab alasan stasiun TV tidak produksi film kartun sendiri ternyata lebih murah bagi stasiun untuk membeli film yang sudah jadi, sudah ada teks dan sulih suaranya.

"Lu tahu gak Bro, film Upin-Ipin itu disubsidi oleh pemerintah," kata Agung Suprio.

"Oh iya..?, artinya film Upin Ipin itu sebuah propaganda ya..," ungkap Deddy Corbuzier.

"Iya propaganda pada akhirnya," kata Agung.

Baca Juga: Viral! Petugas Parkir Hotel Tak Sengaja Menambrak Mobil Mewah Milik Penginap, Alhasilnya Bikin Takjub

Akhirnya menurut Ketua KPI, Agung Suprio, kita harus membicarakan tentang strategi kebudayaan dalam artian luas dalam menyikapi masalah ini.

Dia menambahkan bahwa KPI tidak bisa memaksa pada stasiun TV  untuk pada jam tayang anak, stasiun TV untuk produksi film kartun bukan sinetron.

"Kenapa kemudian, kita itu harus bicara strategi kebudayaan dalam pengertian luas pada akhirnya. Gak bisa KPI memaksa TV untuk di jam tayang anak, harus produksi kartun," ujar ketua KPI Agung Suprio.

Karena biaya produksi yang mahal akhirnya stasiun televisi lebih memilih membeli kartun dari luar negeri, secara gelondongan sudah lengkap dengan sulih suara dan teks terjemahan.

"Tadi gua jelaskan, biaya produksinya mahal banget. Jadi lebih baik dia beli dari luar, tinggal tayang. Itu lebih murah buat dia." kata Agung Suprio menegaskan.***

Editor: Sylvia Hendrayanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x