Menag: Agama Lahir Dengan misi mulia, yaitu Perdamaian dan Keselamatan

- 28 November 2020, 15:00 WIB
Menteri Agama Fachrul Razi.
Menteri Agama Fachrul Razi. /Instagram @fachrulrazi_official. /

EDITORNEWS - Dikutip tim Editornews dari Antara, Menteri Agama Fachrul Razi mengajak seluruh masyarakat Indonesia khususnya di NTT untuk merawat kemajemukan dengan penguatan moderasi beragama yang dilakukan oleh tokoh-tokoh agama.

Tampak hadir juga dalam acara dialog tokoh lintas agama tersebut, Sesmen Thobib Al Asyhar, Staf Khusus Menag Kevin, tokoh umat Buddha, dan Kepala Kankemenag se NTT.

"Dialog kerukunan beragama saja tidak lagi cukup memadai dalam merawat kemajemukan dan ke Indonesia-an. Untuk itu, dibutuhkan penguatan moderasi beragama yang dilakukan oleh tokoh-tokoh agama, seluruh komponen masyarakat, serta pemerintah sebagai justifikasi kehadiran negara," katanya ketika bertemu dengan para tokoh lintas agama yang diinisiasi oleh Kakanwil Kemenag Provinsi NTT, FKUB dan Pemprov NTT. di Desa Belo, Kupang, Sabtu.

Baca Juga: 850 Bibit Baru Di Taman Mangrove Medokan Surabaya, Guna Memperingati Hari penanaman Pohon Nasional

Baca Juga: Australia Tuduh Xinjiang Miliki Kamp Konsentrasi, Begini Tanggapan Xinjiang

Menurut Menag, Kementerian Agama sebagai leading sektor penguatan moderasi beragama, turut berkontribusi konkrit dalam pembinaan, pemeliharaan, dan penguatan moderasi beragama pada realitas pluralitas masyarakat Indonesia yang nyaris tiada tandingannya di dunia.

“Moderasi Beragama telah tertuang dalam dan termaktub dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024,” tegas Menag.

Ia menjelaskan, toleransi yang selalu mengedepankan kasih sayang, toleransi, gotong-royong, adil, dan saling menghormati sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan ajaran mulia semua agama.

Baca Juga: Menteri LHK , Memberi Penghargaan Kepada Kapolda Riau atas Dedikasi Mendukung Konservasi Hayati

Baca Juga: Tiket Gratis Akhir Tahun Masuk Taman Safari, Simak Faktanya

Menurut Menag, agama selalu lahir dalam misi mulia, yaitu perdamaian dan keselamatan. Namun, seiring perkembangan zaman dan kompleksitas kehidupan manusia, teks-teks penafsiran terhadap agama mengalami multi tafsir, menyesuaikan dengan kondisi geo-sosio-budaya masyarakatnya.

“Sebagian pemeluk agama ada sebagian tidak lagi berpegang teguh pada esensi dan hakikat ajaran agamanya, melainkan bersikap fanatik pada tafsir kebenaran versi yang disukai, dan terkadang yang sesuai dengan kepentingan ekonomi dan politik, hingga memunculkan konflik yang tidak terhindari,” papar Menag.

“Hal-hal semacam itu tidak saja terjadi di Indonesia, tapi juga di berbagai belahan dunia,” tambah Menag.

Baca Juga: Spanyol Masuk Kedalam Gelombang Kedua Berbahaya Covid-19

Baca Juga: Balai Besar KSDA Jawa Timur Merelase 7 ekor Satwa Liar Lutung Jawa

Sebelumnya, Kakanwil Kemenag Provinsi NTT Sarman Marselinus menyampaikan terima kasih atas kehadiran Menteri Agama Fachrul Razi, Dirjen Bimas Kristen Thomas Pentury, Plt Dirjen PHU Oman Fathurahman dan rombongan di Nusa Tenggara Timur.

“Semoga Rahmat Tuhan selalu merahmati kita untuk senantiasa memberi kemaslahatan bagi umat,” kata Sarman.

Kakanwil Kemenag Provinsi NTT juga menyampaikan rasa syukur atas segala usaha kerja keras yang dilakukan semua tokoh agama yang membawa manfaat bagi semua khususnya bagi umat NTT.

“Semoga perjumpaan dan pertemuan ini memberi semangat bagi umat Buddha di NTT untuk membangun Vihara Pubbaratana Kupang yang proses pembangunannya masih berlangsung.

Pengurus Vihara Pubbaratana Kupang, Indra, juga menyampaikan terima kasih kepada semua yang terlibat dalam proses pembangunan rumah ibadah umat Buddha di Kupang. “Kami ucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak Menteri Agama di tengah kami umat Buddha,” tutup Indra.***

Editor: Dimar Aditya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah