Film fantasi 'Raya and the Last Dragon' animasi berlatar Asia Tenggara

- 27 Januari 2021, 14:59 WIB
Raya and The Last Dragon
Raya and The Last Dragon /Disney

EDITORNEWS - Film fantasi "Raya and the Last Dragon" terinspirasi dari Asia Tenggara. Kisahnya mengikuti karakter bernama Raya yang tak kenal takut dan naga terakhir.

Untuk dapat menonton "Raya and the Last Dragon" di layanan Disney+, pengguna harus membayar akses premier (premier access) sebesar 29,9 dolar AS, dikutip dari Variety Rabu, 27 Januari 2021.

Pihak Disney rencananya akan merilis layanan streaming Disney+bersamaan dilayar lebar pada tanggal 5 Maret 2021. Disney juga sudah merilis poster dan trailer baru untuk fitur fitur animasi yang akan datang di Raya and the Last Dragon.

Baca Juga: Otoritas Norwegia Denda Aplikasi Kencan Grindr 11,7 Juta Dolar

Baca Juga: 4 Tips Atasi Masalah Kulit Saat Menggunakan Masker

Beberapa artis berdarah Asia seperti Awkwafina pengisi suara Sisu (naga terakhir), Kelly-Marie Tran pengisi suara sebagai Raya, Sandra Oh dan Gemma Chan juga tampil sebagai pengisi suara.

"Raya and the Last Dragon" dalam cuplikan terbaru (trailer) memberikan gambaran yang lebih mendalam kepada penonton tentang Raya saat ia mengumpulkan kru prajurit dan penipu dalam usahanya untuk menemukan mitos "naga terakhir".

Produser Osnat Schurer (nominasi Oscar untuk "Moana") menuturkan bahwa meskipun cerita berlatarkan dunia fantasi, namun sangat terinspirasi oleh Asia Tenggara.

Baca Juga: Filipina Konfirmasi Kasus Penularan Lokal COVID-19 Varian Baru

Baca Juga: Presiden Iran Hassan Rouhani Nyatakan Vaksinasi Massal di Negaranya Akan Berlangsung Beberapa Minggu Kedepan

Schurer menambahkan bahwa mereka juga mencoba seni bela diri dan alat musik gamelan sebagai bagian dari proses kreatif mereka. Para pembuat film melakukan perjalanan penelitian ke negara-negara termasuk Kamboja, Laos, Thailand, Vietnam, Singapura, Indonesia dan Filipina.

"Raya and the Last Dragon" disutradarai oleh Don Hall dan Carlos Lopez Estrada, dari skenario oleh Adele Lim.

Oleh karena itu, lebih dari 300 kru telah bekerja dari jarak jauh dengan proses perekaman suara. Film tersebut baru memasuki produksi awal tahun ini ketika wabah Covid -19 mulai melanda tambah Schurer.***

Editor: Liston

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x