Simak Tata Cara dan Lafal Sholat Taubat

16 April 2022, 11:22 WIB
Ilustrasi salat /Pexels/Alena Darmel

EDITORNEWS.ID - Pada hakekatnya semua insan dunia tak luput dari kesalahan dan kehilafan baik yang disengaja ataupun tidak disengaja, Allah SWT tetap selalu menerima taubat seorang hambahnya asalkan insan tersebut bersungguh-sungguh.

Dilansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama, seseorang dianjurkan untuk melakukan sholat sunnah dua rakaat saat hendak bertaubat yang disebut sabagai sholat taubat.

Hal ini mengikuti hadits Nabi yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, dari sahabat Ali bin Abi Thalib, dari sahabat Abu Bakar As-Shidiq bahwa Rasulullah bersabda:

مَا مِنْ رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا ثُمَّ يَقُومُ فَيَتَطَهَّرُ، ثُمَّ يُصَلِّي ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلَّا غَفَرَ لَهُ

Baca Juga: Mukjizat Besar Bagi Rumah dan Pemilik yang Gemar Membaca Al-Qur'an

Artinya: “Tidaklah seseorang berbuat dosa lalu ia beranjak bersuci, melakukan shalat kemudian beristighfar meminta ampun kepada Allah kecuali Allah mengampuninya.”

 

Tata cara sholat taubat

Adapun pelaksanaan sholat taubat tidak berbeda dengan pelaksanaan shalat pada umumnya. Berikut ini merupakan niatan sholat taubat.

أُصَلِّي سُنَّةَ التَّوْبَةِ

“Ushallî sunnatat taubati (saya berniat shalat sunnah tobat).”

Setelah menjalankan dua rakaat shalat, dilanjutkan dengan bertaubat dan membaca istighfar. Bisa juga disertai dengan penyesalan serta tekad untuk menjauhkan diri dari dosa.

Lafal taubat mengikuti ajaran Nabi

Selain melakukan sholat taubat, para Nabi juga memberikan contoh bacaan yang dilafalkan saat melakukan kesalahan. Dalam Surah Al-A’raf, Nabi Adam AS dan Siti Hawa membaca lafal berikut.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Rabbanā zhalamnā anfusanā. Wa illam taghfir lanā wa tarhamnā, lanakūnanna minal khāsirīna.

Baca Juga: 5 Amalan yang Dianjurkan Dalam Menjalani Bulan Suci Ramadhan, Apa Saja

Artinya: “Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri sendiri. Jika Kau tidak mengampuni dan menyayangi kami, niscaya kami termasuk hamba-Mu yang merugi,” Surat Al-A‘raf ayat 23.

 

Rasulullah SAW sendiri juga mengajarkan lafal pengakuan dosa kepada Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq RA yang seharusnya dibaca di dalam shalat. Ulama kemudian menganjurkan kita membaca doa ini setelah membaca tasyahud akhir dan sebelum salam.

اَللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا, وَلَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ, فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ, وَارْحَمْنِي, إِنَّكَ أَنْتَ اَلْغَفُورُ اَلرَّحِيمُ

Allāhumma innī zhalamtu nafsī zhulman katsīran (tercatat “kabīran” pada sebagian riwayat), wa lā yaghfirud dzunūba illā anta, faghfir lī maghfiratan min ‘indika, warhamnī, innaka antal ghafūrur rahīmu.

Artinya, “Tuhanku, sungguh aku telah menganiaya diri sendiri dengan penganiayaan yang banyak (sebagian riwayat ‘yang besar’). Tiada yang dapat mengampuninya kecuali Engkau. Anugerahkanlah ampunan dari sisi-Mu. Rahmatilah aku. Sungguh, Kau maha pengampun, lagi maha penyayang,” HR Bukhari dan Muslim.***

Editor: Liston

Tags

Terkini

Terpopuler