"Kami terus memastikan data berapa anak yang meninggal, yang luka, dan perlu perawatan fisik dan psikis lanjutan," kata Nahar.
Sementara itu, Nahar mengimbau keluarga yang kehilangan anak-anaknya dalam peristiwa itu agar melapor.
"Diimbau yang kehilangan anggota keluarganya, termasuk anak-anak yang menonton atau ada di sekitar tempat kejadian agar melapor dan menginformasikan data anak atau keluarganya yang hilang," ucap Nahar mengakhiri.
Sebelumnya diberitakan jika dunia sepak bola Indonesia tengah berduka atas tewasnya 127 suporter dan 2 Polisi dalam Tragedi Kanjuruhan.
Baca Juga: Tewasnya 127 Suporter dan 2 Polisi dalam Tragedi Kanjuruhan Jadi Sorotan Dunia
Tewasnya ratusan suporter itu diawali kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada lanjutan Liga 1 pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam, saat Arema FC kontra Persebaya Surabaya.
Usai pertandingan, suporter Arema FC turun ke lapangan yang direspons polisi dengan menembakkan gas air mata.
Gas air mata memicu kepanikan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dalam insiden tersebut.***