Network
EDITORNEWS.ID - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merasa khawatir terhadap psikologis anak Lesti Kejora dan Rizky Billar yakni Baby L (el), terkait alasan Lesti mencabut laporan KDRT karena anak dan menganggap tindakan Lesti merupakan bentuk eksploitasi anak.
"Ketika dia (Lesti) cabut dengan alasan anak, karena Billar masih punya anak dan ketakutan Lesti Kejora kehilangan Billar, kan begitu. Itu prinsipnya nah bagi saya itu adalah ekploitasi," ujar Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait.
Arist menjelaskan bahwa alasan KPAI turut menanggapi persoalan pencabutan KDRT Lesti Kejora terhadap suaminya Rizky Billar, karena pihaknya mencurigai Lesti hanya menjadikan Baby L tameng terhadap ketakutannya kehilangan Rizky Billar serta pekerjaan.
"Saya takut Lesti Kejora ini memanfaatkan anak hanya untuk ketakutan kehilangan suami dan job,"ujarnya.
Baca Juga: Bucin BTS, Luna Maya Rela Sewa Kamar Hotel seharga Rp16 Juta Demi Nonton Konser BTS di Busan
"Karena saya mendengar berita-berita adanya kontrak kerja yang belum selesai," sambung Arist.
Tak hanya itu, dari laporan yang diterima KPAI kasus KDRT yang dialami Lesti bukan hanya satu kali namun sudah beberapa kali. Hanya saja laporan KDRT pada Rabu, (28/9/2022) merupakan puncaknya.
Hal ini menggerakkan KPAI memikirkan dampak psikologis sang Anak yakni Baby L. Menurut Arist walaupun Baby L baru berusia kurang dari 1 tahun, seorang anak pasti bisa merasakan apa yang terjadi di lingkungan terdekatnya khususnya kedua orang tuanya.
"Untuk anak usia yang belum bisa berkomunikasi, anak tersebut akan menunjukkan responnya dengan menangis, terkadang orang tua tidak mengetahui hal tersebut," kata Arist melalui kanal YouTube Intens Investigasi pada Kami, (20/10).
