Network
EDITORNEWS.ID - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI (Menko Polhukam) Mahfud MD sering sekali kedapatan memberi tanggapan atas semua hal yang terjadi. Mahfud MD mengaku menggunakan sosial media pribadi untuk menyuarakan isu-isu yang memang layak mendapat perhatian publik.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini kerap dimintai wartawan untuk berkomentar hampir di segala kasus, mulai dari ranah hukum, politik, dan HAM hingga ranah sosial, seperti fenomena childfree. Mahfud MD seolah tak pernah kehilangan panggung.
Bulan Agustus 2022, Mahfud mengkritik sikap ‘diam’ DPR terkait kasus penembakan Brigadir J. Mahfud menilai DPR irit berbicara terkait kasus pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Ferdy Sambo tersebut.
Menilik masifnya pemberitaan tentang Mahfud MD yang seolah “mengontrol isu-isu sensitif”. Andy F. Noya, seorang wartawan, penulis, dan pembawa acara program gelar wicara Kick Andy, mengundang sang Menko Polhukam untuk menggali dan mengonfirmasi sikap cawe-cawe tersebut.
Baca Juga: Lucky Hakim Putuskan Mundur dari Wakil Bupati Indramayu, Ternyata Ini Penyebabnya
Sang presenter menanyakan alasan Mahfud MD menuduh DPR bersikap ‘diam’ saja atas penanganan kasus sebesar pembunuhan Brigadir Yoshua Hutabarat.
Mahfud MD langsung menyahut bahwa yang memulai perkara tersebut ialah DPR. Dewan Perwakilan Rakyat telah menuding Mahfud sebagai Menteri ‘Komentator’ daripada selaku Menteri ‘Koordinator’.
Padahal menurut Mahfud, secara kuantitatif DPR selalu berbicara dalam segala situasi. Namun, khusus untuk kasus Ferdy Sambo, mereka tiba-tiba tutup mulut atau tidak banyak berteriak mengemukakan opininya.
“Itu juga Anda terbalik cara berpikirnya,” ialah kalimat pertama Mahfud kepada Andy. “Ketika saya ngomong, lalu ada orang DPR bilang ‘Itu apa Menko Polhukam kok ngomong! Kok jadi Komentator bukan Menteri Koordinator’” sambungnya menjelaskan asal-muasal komentar yang ia lontarkan kepada DPR.
