Data intelijen: Inggris Akan menggunakan AI untuk Mendeteksi Ancaman Asing

- 1 April 2023, 08:18 WIB
Dinas intelijen Inggris akan menggunakan informasi yang dikumpulkan oleh kecerdasan buatan untuk membantu mendeteksi ancaman asing
Dinas intelijen Inggris akan menggunakan informasi yang dikumpulkan oleh kecerdasan buatan untuk membantu mendeteksi ancaman asing /

EDITORNEWS.ID - Dinas intelijen Inggris akan menggunakan informasi yang dikumpulkan oleh kecerdasan buatan untuk membantu mendeteksi ancaman asing yang mungkin diabaikan oleh manusia, menurut rencana yang diuraikan oleh menteri keamanan Tom Tugendhat.

Dalam sebuah kolom yang diterbitkan di The Telegraph pada hari Rabu, 29 Maret 2023, Tugendhat mengatakan departemen pemerintah baru - Open Source Intelligence Hub (OSINT) - akan menggunakan informasi yang dikumpulkan dari sumber terbuka untuk membantu dinas intelijennya yang lebih tradisional, MI5 dan MI6.

Rencana formal, termasuk ruang lingkup dan ukuran unit, belum ditetapkan, tetapi diharapkan akan diberlakukan oleh Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada bulan Mei.

"Mata-mata tradisional masih akan mengangkat tirai pada rencana musuh kita," tulis Tugendhat. "Kita masih perlu mendengarkan dan melihat di mana mereka ingin bersembunyi."

Dia menambahkan bahwa "intelijen telah berubah" selama dekade terakhir, mendorong dinas intelijen Inggris untuk menemukan metode baru untuk mengidentifikasi dan menghilangkan ancaman asing. Hub baru ini juga akan menambahkan "kekayaan dan detail" ke metode pengumpulan informasi, katanya.

Baca Juga: Rusia Tidak Main-Main Terkait Perjanjian New Star Nuklir dan Pengembanganya

Tugendhat membantah bahwa AI akan digunakan untuk mengumpulkan intelijen pada publik Inggris, dan bersikeras hanya akan mensurvei informasi yang sudah ada di domain publik.

Langkah tersebut datang sedikit lebih dari dua minggu setelah Kanselir Inggris Jeremy Hunt menyisihkan £ 3,5 miliar ($ 4,3 miliar) dalam anggaran pemerintah untuk mendanai program-program di sektor sains dan teknologi London, yang ia prediksi tahun lalu akan mengubahnya menjadi "negara adidaya" teknologi.

Unit AI juga akan digunakan untuk menargetkan distributor dugaan "disinformasi," jelas Tugendhat. "Kami melihat keamanan kami dirusak oleh upaya untuk mencabik-cabik kami dengan propaganda, dengan menyebarkan disinformasi dan kebohongan di masyarakat kita," ujarnya.

Halaman:

Editor: Aditya Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x