EDITORNEWS.ID - Mereka berdebat tentang siapa yang harus disalahkan karena memacu lusinan peluncuran rudal balistik Korea Utara dan pengembangan program senjata nuklir, pada hari Senin, 20 Maret 2023.
Dewan yang beranggotakan 15 orang tersebut bertemu atas apa yang dikatakan Pyongyang sebagai peluncuran rudal balistik antarbenua Hwasong-17 terbesarnya pada Kamis.
Korea Utara telah berada di bawah sanksi PBB atas program rudal dan nuklirnya sejak tahun 2006.
China dan Rusia menyalahkan latihan militer bersama oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan karena memprovokasi Pyongyang.
Sementara, Washington menuduh Beijing dan Moskow, di mana mereka berusaha melindungi Korea Utara dari banyaknya sanksi.
Baca Juga: Menteri Keuangan Sri Mulyani Telah Diserang dengan Tuduhan Korupsi Besar-Besaran atau Penipuan
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "tetap sangat prihatin atas perpecahan yang telah mencegah komunitas internasional bertindak atas masalah ini," ungkap seorang pejabat senior PBB pada pertemuan tersebut.
Wakil Duta Besar PBB Rusia Anna Evstigneeva menggambarkan aktivitas militer AS dan Korea Selatan sebagai konflik yang "belum pernah terjadi sebelumnya."
Sementara wakil Duta Besar PBB Tiongkok Geng Shuang mempertanyakan apakah itu latihan defensif dan menyalahkan mereka atas meningkatnya ketegangan.