Network
EDITORNEWS.ID - Di seluruh dunia, Generasi Z Menghabiskan lebih banyak waktu di Perangkat Elektronik Dibandingkan Membaca Buku
Gen Z dikenal sebagai kelompok digital native yang tumbuh besar bersama gadget dan internet. Namun nyatanya, mereka sering kesusahan menggunakan peralatan sederhana seperti scanner, printer, dan mesin fotokopi.
Menurut survei Dell yang melibatkan responden berusia 18-26 tahun, sepertiga responden mengaku sekolahnya tidak memberikan keterampilan teknologi yang dibutuhkan untuk persiapan kariernya. Tak hanya peralatan kantor, Gen Z juga kesulitan dengan hal lainnya seperti link Google Meet.
Generasi Z (atau lebih sering disingkat Gen Z), bahasa sehari-hari dikenal sebagai zoomers adalah kelompok demografis penerus Milenial dan Generasi Alfa sebelumnya. Peneliti dan media populer menggunakan pertengahan hingga akhir 1990-an sebagai awal tahun kelahiran dan awal
2010 sebagai akhir tahun kelahiran.
Baca Juga: Michelle Yeoh berhasil membawa pulang Piala Oscar 2023 untuk Kategori Aktris Terbaik
Sebagian besar anggota Generasi Z adalah anak-anak dari Generasi X.
Sebagai generasi sosial pertama yang tumbuh dengan akses ke Internet dan teknologi digital portabel sejak usia muda, anggota Generasi Z, meski belum tentu melek digital, telah dijuluki "digital natives".
Selain itu, efek negatif dari screen time paling menonjol pada remaja dibandingkan dengan anak-anak yang lebih muda. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, anggota Generasi Z cenderung hidup lebih lambat dari pendahulunya ketika mereka seusia mereka.
Generasi Z lebih besar daripada populasi umum terdapat kesadaran dan diagnosis yang lebih besar terhadap kondisi kesehatan mental dan kurang tidur lebih sering dilaporkan.
Di banyak negara, generasi muda Gen Z lebih mungkin didiagnosis dengan disabilitas intelektual dan gangguan kejiwaan dibandingkan generasi yang lebih tua.***
