Indonesia Siap Menjadi Pemasok Baterai Kendaraan Listrik bagi Amerika Serikat

- 27 Mei 2023, 19:39 WIB
Ilustrasi seorang pekerja memperlihatkan bijih nikel
Ilustrasi seorang pekerja memperlihatkan bijih nikel /editornews.id/

EDITORNEWS.ID – Indonesia siap menjadi pemasok baterai kendaraan listrik bagi Amerika Serikat. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat bertemu dengan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo dalam kunjungannya ke Amerika Serikat.

Pertemuan tersebut dilaksanakan dalam kunjungan Menko Perekonomian pada pertemuan tiingkat Menteri Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) yang diselenggarakan pada tanggal 26-27 Mei 2023 di Detroit, AS.

“Indonesia siap untuk bekerja sama dalam pengembangan kendaraan listrik, khususnya sebagai pemasok baterai kendaraan listrik ke Amerika Serikat," ujar Menko Perekonomian RI, Airlangga dilansir dari Antara.

Dalam pertemuannya dengan Mendag AS tersebut, Menko Perekonomian Airlangga mengatakan Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah cadangan nikel terbesar dapat menjadi mitra strategis bagi AS dalam mengembangkan kendaraan llistrik.

Baca Juga: Tips Memulai Usaha Makanan Ringan Serba Rp 1.000

Berdasarkan Data US Geological Survey, Indonesia menempati peringkat pertama dengan jumlah cadangan nikel mencapai 21 juta ton atau setara 22 persen cadangan nikel global. Sedangkan untuk produksi nikel, Indonesia juga berada pada peringkat pertama dengan jumlah sebesar 1 juta ton, disusul oleh Filipina dan Rusia.

Mendag AS, Raimondo mengapresiasi dukungan Indonesia dalam IPEF serta mengatakan bahwa kerja sama yang terjalin dalam pengembangan baterai kendaraan listrik dapat berdampak besar bagi kedua negara, khususnya dalam penyediaan lapangan pekerjaan.

“IPEF dapat menjadi pintu masuk investasi pelaku usaha Amerika ke Indonesia, khususnya di sektor critical mineral, semikonduktor, dan teknologi tinggi," ujar Raimondo.

Mengenai hal tersebut, Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia telah berusaha meningkatkan investasi asing langsung (FDI) dan memperbaiki iklim investasi melalui berbagai reformasi struktural, salah satunya melalui Omnibus Law atau UU Cipta Kerja.

Halaman:

Editor: Sylvia Hendrayanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x