Network
EDITORNEWS.ID - Laporan terbaru pada Selasa, 14 Maret 2023, tentang meningkatnya anggaran pertahanan, peningkatan pengadaan senjata dan aktivitas militer yang ramai di jalur laut utama di sekitar kawasan telah menambah kekhawatiran, serta perang di Ukraina, yang telah mengirim riak ke seluruh dunia.
Analis hubungan internasional percaya ASEAN dan negara-negara anggotanya akan jauh dari siap untuk merespons secara efektif jika konflik terbuka pecah di Indo-Pasifik saat ini.
Birokrasi, kurangnya koordinasi dan minimnya pengalaman dalam operasi gabungan akan menghambat 10 negara blok tersebut, yang saat ini berjalan di atas tali di tengah persaingan kekuatan besar di kawasan, demikian ungkap para analis.
Dan sementara mereka merasa peluang perang yang sebenarnya di wilayah itu tetap tipis, para ahli memperingatkan agar tidak salah perhitungan dan meremehkan ancaman yang ada.
Baca Juga: Bank Indonesia Akan Pertahankan Suku Bunga Stabil di Level 5,75 Persen Sepanjang Tahun 2023
Dalam beberapa tahun terakhir, meningkatnya ketegasan militer Tiongkok telah mendorong tindakan balasan dari Barat, yang diterjemahkan ke dalam ketegangan yang meningkat di Indo-Pasifik, fokus perjuangan untuk mendapatkan pengaruh antara Beijing dan Washington.
Sengketa perbatasan di kawasan tersebut, seperti di Laut Cina Selatan telah memburuk di tengah meningkatnya dorongan teritorial.
Di tengah polarisasi ini, ASEAN telah berjuang untuk menjaga keamanan dan stabilitas regional.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memperingatkan bahaya "konflik terbuka" di kawasan, sementara mitranya dari Singapura Vivian Balakrishnan secara terpisah mencatat sifat ASEAN yang semakin "tidak stabil".
